Survival Etnik : Kuasa Kosmologi Dan Posisi Etnik Kajang Ammatoa Dalam Pembangunan

Sampean Sampean

Abstract


Sikap yang cenderung ajek terhadap nilai dasar memunculkan tantangan tersendiri, terlebih ketika bersentuhan dengan suatu kondisi yang benarbenar baru, yaitu modernitas. Tak terkecuali beberapa etnik di dunia seperti etnik Amish di Amerika-Serikat dengan mempertahankan sistem penghidupannya berdasarkan sistem kepercayaannya. Di Indonesia terdapat komunitas Adat Ammatoa Kajang, di Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan yang masih mempertahankan budaya leluhurnya. Etnik Kajang berhadapan dengan gempuran politik pembangunan baik berupa regulasi maupun kebijakan yang mau tidak mau mendorong reformasi. Dasar persoalan ini dijadikan alat analisis untuk melihat bagaimana posisi etnik Kajang Ammatoa dalam membangun desa, serta bagaimana idealisme dan keberlangsungan (survival) etnik Kajang Ammatoa dalam arus pembangunan?
Tulisan ini menggunakan kerangka teori W.F Wertheim, yaknitransisi perubahan masyarakat dan Teori Arturo Escobar mengenai pascapembangunan. Tesis tersebut menunjukkan suatu gejala bahwa posisi etnik dalam arus modernitas berada pada araskontrapunk sebagai keberterimaan sekaligus penolakan (resisten)sebagai strategi surviveterhadap perubahan sosial (modernitas). Sementara, posisi etnik Kajang dalam modernitas berada pada posisi subjek dan objek pembangunan. Kondisi ini membuat etnik ini berada dalam tekanan.

Keywords


Survival etnik; kontrapunk; Pembangunan; Ammatoa

Full Text:

PDF

References


Abdullah, Ahmad, dan Hafied, Cangara. 2011. Ammatoa: Komunitas Tradisional Kajang Di TengahTransformasi Komunikasi Dan Informasi. Jurnal Komunikasi Kareba. 3(2):103-111.

Ahriyani. 2017. Analisis Perubahan Pola Pikir Kehidupan Sosial Masyarakat Ammatoa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba, Skripsi. Makassar : UIN Alauddin Makassar. Amanulloh, Naeni. 2015. Demokratisasi Desa. Jakarta : Kementerian Desa, Pembangunan Daerah tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia.

Anderson, Stephen C., and Cari E. Autry. 2011. Leisure behaviour of the Amish. World Leisure Journal. 53 (1): 57-66. Doi: 10.1080/ 04419057.2011.552219.

Blake, Katharine Vet al. 1997. Modern Amish farming as ecological Agriculture. An International Journal. 10 (2): 143-159. DOI. 10.1080/08941929709381015.

Eko, Sutoro, et al. 2014. Desa Membangun Indonesia. Yogyakarta (ID): Forum Pegembangan Pembaharuan Desa (FPPD).

Escobar Arturo. 1994. Encountering Development: the Making and Unmaking of Third World. New Jersey (US): Princeton University Press.

Fukuyama, Francis. 2004. Memperkuat Negara: Tata Pemerintahan dan Tata Dunia Abad 21. Jakarta (ID): Gramedia.

Hamidi, Hanibal et al. 2015. Indeks Desa Membangun. Jakarta (ID): Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia.

Hijjang, Pawennari. 2005. Pasang dan Kepemimpinan Ammatoa: Memahami Kembali Sistem Kepemimpinan Tradisional Masyarakat Adat dalam Pengelolaan Sumberdaya Hutan di Kajang Sulawesi Selatan. Jurnal Antropologi Indonesia. 29 (3): 255-268. iccas.or.id.2017. Suku Kajang. http:// iccas.or.id/dokumentasi-iccas/ suku-kajang/, diakses tanggal 09/06/2017.

Kemendesa.go.id. 2017. Indikator Indeks Dimensi Utama, http://datin.kemendesa.go.id/pusdatin/simpora1/ipd_rekap_desasmry.php, diakses tanggal 09/06/2017.

Mattulada. 1995. Latoa: Satu Lukisan Analitis Terhadap Antropologi Orang Bugis. Makassar (ID): Lembaga Penerbitan Universitas Negeri Makassar.

Murdiati R, Caritas Woro. 2012. Rekonstruksi Kearifan Lokal Sebagai Fundasi Pembangunan Hukum Kehutanan yang Berkelanjutan; Studi Terhadap Masyarakat Adat Kajang. Prosidingthe 5th International Conference on Indonesian Studies: “Etnicity and Globalization”.

Nagel, Joane, and C. Matthew Snipp. 1993. Ethnic reorganization: American Indian social, economic, political, and cultural strategies for survival, Ethnic and Racial Studies. 16 (2): 203-235. DOI. 10.1080/ 01419870.1993.9993780.

Parfitt,Trevor W. 2002.The End Of Development Modernity, PostModernity and Development (Third World in Global Politics). London (GB): Pluto Press.

Fauzi, Noerdan Herlily. 2005. Gerakan-gerakan Rakyat Dunia Ketiga, Noer Fauzi (penyunting). Yogyakarta(ID): Resist Book.

[PERDA] Peraturan Pemerintah Daerah Bulukumba. 2015. Peraturan daerah kabupaten Bulukumba nomor 9 tahun 2015 tentang Pengukuhan, Pengakuan hak, dan Perlindungan Hak Masyarakat Hukum Adat Ammatoa Kajang. Bulukumba.

[PERMENDESA] Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 02 Tahun 2016 tentang Indeks Desa Membangun. Jakarta.

Polanyi, Karl. 2003. Tranformasi Besar: Asal-usul dan Ekonomi Zaman Sekarang, M. Taufik Rahman, Penerjemah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Sampean.2014. Ketimpangan Struktur Sosial Di Masyarakat Kajang, Skripsi. Makassar (ID): Universitas Negeri Makassar.

Silahuddin M. 2005. Kewenangan Desa dan Regulasi Desa. Jakarta: Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia.

Siswanto J. 2005. Orientasi Kosmologi. Yogyakarta (ID): UGM Press.

Sjaf,Sofyan. 2012. Pembentukan Identitas Etnik Dalam Arena Ekonomi Politik Lokal di Era Desentralisai (Pergulatan Identitas Etnik di Kendari Sulawesi Selatan), Disertasi. Bogor (ID): IPB.

Sztompka, Pieter. 2004. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta (ID): Prenada Media.

Wertheim, W.F. 1976. Gelombang Pasang Emansipasi. Jakarta (ID): Garba Budaya, KITLV, ISAI.




DOI: https://doi.org/10.18196/jiwp.1108

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Journal JIWP Indexed by:

       

 

Office:

Journal of Islamic World and Politics, Magister Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jl. Brawijaya (Lingkar Selatan), Tamantirto, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Whatsapp: +62823-2679-6566 Email: jiwp@umy.university

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0) license.