MEMBACA RELASI MEDIA-PEMERINTAH PADA ERA OTONOMI DAERAH

mukhijab bin mukhotib

Abstract


Ketika rezim Orde Baru dengan sistem pemerintah otoriter, bentuk dominan sebagai model relasi antara media dan masyarakat (baca = kekuasaan).  Dalam rezim desentralisasi dan industrialisasi media, maka bentuk  dominan digantikan oleh bentuk pluralistik. Hubungan media dan kekuasaan  berorientasi pada pencapaian kepentingan politik, sosial, budaya, ekonomi dan kelompok yang bersaing. Ini berarti bahwa hubungan dua lembaga tersebut sangat dinamis. Suatu saat, media mendominasi, pada saat yang lain, kekuasaan bisa jadi lebih dominan. Kesetaraan bisa terjadi ketika keduanya menemukan kesamaan kepentingan. Situasi demikian memerlukan pisau bedah “baru” yang mampu membongkar dan mengkonstruksi bagaimana hubungan media dan kekuasaan. Artikel ini menawarkan teori homologi atau struktur homologi untuk membaca bagaimana relasi keduanya. Karena artikel ini bersifat kajian awal, penulis  tidak menyimpulkan bagaimana struktur relasi media dan kekuasaan saat ini. Dengan kajian ini, penulis berharap akan mendapat respon dari pembaca untuk menyempurnakan artikel ini.

 

When the New Order regime (in Indonesia) with authoritarian government system, the dominant form as a model of relations between the media and society (read = power). In a decentralized regime and industrialization of media, then the dominant form was replaced by a form of pluralistic. Media relations and power oriented on achieving the interests of political, social, cultural, economic and competitive group. This means that the relationship of the two institutions is so dynamic. At one point, the media dominates, while at the other, the power could be more dominant. Equality can happen when the two find common ground of interest. Such a situation requires a scalpel "new" capable of dismantling and constructing how to media relations and power. This article offers a theory of homology or homology structure to read how relationships are both. Due to the nature of the initial review of this article, the author did not conclude how media relations and power structure at this time. With this study, the authors hope will get the response from readers to improve this article.

 


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2016 Jurnal Komunikator



 Komunikator Indexed by:

      


Komunikator Supported by:

   


Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 

Jl. Lingkar Selatan Yogyakarta 55183 Po Box 1063, telp. (0274) 387656 pesawat 175, fax: (0274) 387646, email: jurnal.komunikator@gmail.com komunikator@umy.ac.id, website: journal.umy.ac.id


Komunikator Incorporates with:


Lisensi Creative Commons 

Komunikator is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0) license.