Perbedaan Prevalensi Toksoplasmosis pada Tikus dengan Uji Serologis Metode ELISA di Kecamatan Wirobrajan dan Sekitarnya
Abstract
Toksoplasmosis in mouse, though it doesn ’t infect directly to human, it is indirectly the source of infection to human. This is so because mouse is animal hunted by cat. Every mouse has different characteristic in every habitat, ranging from the side of ecosystem, kind offeed consumed, and how many mice can interact with other hospes like cat. From this habit it can result in the difference incidence of mouse infected by toxosoplasmosis and what extent it can infect other hospes based on its habitat. This research was to find out toxoplasmosis prevalence at mouse based on habitat serologically with ELISA method in Kecamatan Wirobrajan and the surroundings. This research used observasional method. Sample from this research was all mice caught in areas of river, market, and houses in Kecamatan Wirobrajan and the surroundings. Data collected were from mice as many as 83 mice namely 34 mice from market area, 23 mice from river area, and 26 mice from the housing area, which were taken the serum then it was read using ELISA. The result from ELISA showed that 4 mice (4.8%) were positively infected by toxoplasmosis, namely 1 mouse from the market (1.2%), 3 mice (3.6%) from the house, and found no mouse that was positive from the river (0%), then the result was examined statistically using the Kruskal Walis test that indicated the value of p=0,14 (P>0,005). Based on the result, it could be concluded that the difference of toksoplasmosis prevalence at mouse based on its habitat was not significantly different.
Toksoplasmosis pada tikus meskipun tidak dapat menular secara langsung pada manusia, tetapi secara tidak langsung merupakan sumber penularan kepada manusia. Hal ini disebabkan oleh karena tikus merupakan binatang buruan bagi kucing. Setiap tikus memiliki karakteristik yang berbeda- beda di setiap habitatnya, mulai dari segi tempat hidupnya, jenis makanan yang dikonsumsinya, dan seberapa banyak tikus itu dapat berinteraksi dengan hospes lainnya seperti kucing. Dari kebiasaan inilah dapat saja menimbulkan perbedaan insidensi tikus yang terinfeksi toksoplasma dan sejauh mana dapat menginfeksi hospes lain berdasarkan habitatnya tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi Toksoplasmosis pada tikus berdasarkan habitat secara serologis dengan metode ELISA di Kecamatan Wirobrajan dan sekitarnya. Penelitian menggunakan metode observasional. Sampel penelitian adalah semua tikus yang tertangkap di sungai, pasar, dan perumahan di Kecamatan Wirobrajan dan sekitarnya. Data terkumpul yaitu tikus sebanyak 83 ekor, 34 ekor berasal dari pasar, 23 ekor dari sungai, dan 26 ekor berasal dari perumahan, diambil serum darah lalu dibaca dengan ELISA. Hasil ELISA diperoleh 4 ekor tikus (4.8%) positif terkena toksoplasma yaitu, 1 ekor berasal dari pasar (1.2%), 3 ekor (3.6%) berasal dari rumah, dan tidak ditemukan satupun tikus yang positif yang berasal dari sungai (0%), uji statistik dengan metode uji kruskal walis menunjukkan nilai p=0,14 (P>0,005). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa perbedaan prevalensi toksoplasmosis pada tikus berdasarkan habitatnya tidak berbeda bermakna.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Montoya, J. G., Liesenfield. (2004, 12 Juni).Toxoplasmosis.The Lancet, Vol 363. Diakses 14 Desember 2005.dari www.thelancet.com
Umniyati, S.R. (1992). Survey toksoplasmosis pada tikus di Desa Sumber agung Bantul dengan uji serologi aglutinasi langsung (Toxo - Screen DA) dan isolasi sista Toxoplasma gondii dari otak, Laporan Penelitian. Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta.
Baratawidjaja, K.G. (2004). Imunologi Dasar. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokeran Universitas Indonesia
Bio Merieux, (1983). Toxoplasmosis. BioMerieux Laboratory Reagents dan Informasi produk, Perancis.
Artama, W.T. (1996). Teknologi ELISA.Kursus Singkat Diagnosis Malaria, Pendekatan Biologi Molekuler dan Imunologis. Yogyakarta: Pusat Kedokteran Tropis Universitas Gadjah Mada.
Burgess,G.W. (1995). Prinsip Dasar ELISA dan Variasi Konfigurasinya. Teknologi ELISA dalam Diagnosis dan Peneliian(Wayan T,Artamara,penerjemah).Yogyakarta:Gajah Mada University Press.(Buku asli diterbitkan 1988)
Blood, D. C., Radostits, O. M., and Henderson, J. A, (1983). Veterinary Medicire. A Textbook of Disease of Cattle, Sheep, Pigs, Goat, and Horses. 6th. ed. E. L. B. S. And Bailliere Tyndall ; 889-892
Nene, S. A., Joshi, B. N., and Patki, J., (1986). Toksoplasma Antibodies in Local Domestic Animals. Int. J. Zoon. 13 : 187-189
Dubey,J.P, (1977), Toksoplasma, Hammoninda, Besnoitia, Sarcocystis, and Other Tissue Cyst-forming Coccidia of Man and Animals, 3rd Edition, J.P, Kreirer, Academic Press, New York, page 102-126
Soulby, E. J. L., (1968). Helmiths, Arthropods an Protozoa of Domestic Animals. 6th ed. Baltimore, The william an Wilkins Company, London
DOI: https://doi.org/10.18196/mmjkk.v9i1%20(s).1618
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Editorial Office:
Journal Room, G1 (Biomedic) Building, Ground Floor, Faculty of Medicine and Health Science Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Jalan Lingkar Selatan (Brawijaya), Tamantirto, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
Phone: +62 274 387 656 (ext: 231)
WA : +62 811-2650-303
Website: http://journal.umy.ac.id/index.php/mm
E-mail: mmjkk@umy.university
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. View My Stats