Hubungan Asma dan Alergi dengan “Westernisasi”

Authors

  • Linda Rosita Departemen Patologi Klinik FK. Universitas Islam Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.18196/mmjkk.v3i1.1549

Abstract

Penelitian ini didisain untuk mengetahui resiko Asma dan Alergi yang disebabkan oleh tingkat “westernisasi”. Apakah ada hubungan Asma dan Alergi di Albania lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain di Eropa. Subjek penelitian 2653 penduduk Albania yang berumur 20-44 tahun. Penelitian dilakukan dari tahun 1995-1996. Pada awal penelitian dibagikan kuisioner yang berisi simptom gangguan pemapasan yang diambil dari item-item ECRHS (European Community Respiratory Heath Survey) protokol. Simptom yang paling banyak ditemukan Alergi Nasal pada kelopok laki-laki (n=1260, 14,2%) dan kelompok perempuan (n=1393,12,4%). Dari 2653 yang telah mengisi kuisioner diambil sub sampel untuk menguji hasil tes kulit (skin prick test) 564 orang. Alergian untuk tes kulit ini: tungau debu rumah, kucing, rumput polen, kucing, anjing dan burung. Dominan orang mengalami Alergi pada tungau (18,4%), sedangkn untuk Alergian kurang dari 5%. Tes kulit ini juga dipantau dengan ECRHS (European Community Respi¬ratory Heath Survey). Pengujian juga dilakukan terhadap kadar serum Ig E spesifik. Alergen yang dipakai adalah tungau, rumput timote. Tungai adalah Alergen yang paling sering memacu antibodi Ig E spesifik. Penelitian ini dapat menerangkan penyakit alergi jarang muncul di Albania, karena beberapa faktor yaitu: tingginya konsumsi buah-buahan, yang mengandung antioksida, tingginya konsumsi minyak zaitun, gaya hidup yang berbeda dengan “Westernisasi” mencakup rendahnya tingkat kepemilikan binatang peliharaan, keragaman makanan yang berbeda dengan negara-negara Eropa.

Disarikan: Allergy Volume 54 Issue 10 Page 1042 - Oktober 1999 oleh A.Priftanji, E.Qirko, J.C.M. Layzell, M.L. Burr, R. Fifield.

Downloads

Published

2016-05-26

Issue

Section

Research