Hubungan antara Angka Ketahanan Hidup Sperma
Abstract
Infertility is when a woman is not pregnant despite having sexual intercourse without protection for one year. In Indonesia there are 15% of reproducstive age couple (15-40 year old) experience infertility problems. The examination of sperm analysis conducted to determine the cause of male infertility before IVF (invitro fertilitation) program. This research was conducted in November-December 2007 at the clinic RSUP Permata Hati. Dr Sardjito Yogyakarta. This study is a nonexperimental retrospective study using secondary data from medical records patient that participate IVF program. The data consist of the result of sperm morphology and SPERST test. Data were analyzed by correlation Spearman test to know the relationship between sperm morphology and the results of SPERST test with fertilization success rate. The results of this study show that 60% of the 35 IVF program participants ages 30¬40 year, 77.2% of whom had sperm normospermia profile. Laboratory data showed 57.2% morphological rate are > 60% with 80% good fertilization rate, 88.6% 24-hour of SPERST test rate are > 50% with 70.9% good fertilizer, and 28, 6% 48-hour SPERST test are > 25% with 80% better fertilization.. Statistical calculations show that the relationship between fertilization rate with the results of laboratory tests in a row is as follows: sperm morphology examination (correlationcoefficient 0.399;P=0.018), SPERST24hours (correlationcoefficient of 0.432; P= 0.010) and SPERST48 hours (correlation coefficient 0.215; P= 0.216). It can be concluded that there was a significant relationship between sperm morphology examination and inspection 24 hours SPERST with fertilization rate.
Infertilitas adalah apabila seorang wanita tidak hamil meskipun telah melakukan hubungan seksual tanpa pelindung selama satu tahun. Di Indonesia terdapat 15% dari pasangan usia reprodukstif (15-40 tahun) mengalami masalah infertilitas. Pemeriksaan analisis sperma dilakukan untuk mengetahui penyebab infertilitas dari pihak laki-laki sebelum mengikuti program bayi tabung. Penelitian ini dilakukan pada November-Desember 2007 di klinik Permata Hati RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta. Penelitian ini bersifat noneksperimental retrospektif dari data sekunder rekam medis pasien peserta program bayi tabung IVF (invitro fertilitation) yang melakukan pemeriksaan morfologi sperma dan SPERST antara Januari 2005 - Desember 2007. Data dianalisis dengan uji korelasi Spearman untuk mengetahui hubungan antara morfologi sperma dan hasil pemeriksaan SPERST dengan angka keberhasilan fertilisasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 60% dari 35 peserta program IVF berusia 30-40 tahun, 77,2% diantaranya memiliki profil sperma normospermia. Data hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan 57,2% memiliki angka morfologi > 60% dengan 80% angka fertilisasi bagus, 88,6% memiliki angka SPERST 24 jam > 50% ; 70,9% angka fertilisasi bagus, dan 10 pasien (28,6%) memiliki angka SPERST 48 jam > 25% dengan 80% angka fertilisasi bagus. Penghitungan statistik menunjukkan bahwa hubungan antara angka fertilisasi dengan hasil pemeriksaan laboratorium berturut-turut adalah sebagai berikut: pemeriksaan morfologi sperma (koefisien korelasi 0,399 dengan P 0,018), SPERST 24 jam (koefisien korelasi 0,432 dengan P 0,010) dan pada SPERST 48 jam (koefisien korelasi 0,215 dengan P 0,216). Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pemeriksaan morfologi sperma dan pemeriksaan SPERST 24 jam terhadap angka keberhasilan fertilisasi.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Sumapraja dan Sudraji, 1999, CAKUL Obsgin plus 1stEd. In A. Budi Marjono (Eds), Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Anonim, 2009. The male factor in infertility. Andromeda Andrology Center, India. Diakses September 2009 dari http://andrology.com/maleinfertilitv.htm
Suryadi, E., 2003, Pemeriksaan Sperma dan Uji Paska Sanggama, Kursus Penanganan Infertilitas Dasar dan Teknologi Reproduksi Bantuan Pra Kongres Obstetri dan Ginekologi XII 4¬6 Juli 2003. Yogyakarta
Cahill, D J , and Wardle, P.G., 2002. Management of infertility. Di akses 13 April 2007, dari www.bmi.com/ Management of infertility — Cahill and Wardle 325 (7354) 28 — BMJ.htm
Alam,S dan I. Hadibroto. 2007. Infertil. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Parastie,S., Romania, Tutor, and Agostini, de A., 2008. The importance of sperm morphology in the evaluation of male infertlity. Geneva. Diakses Maret 2009 dari http://www.gfmer.ch/ Endo/PGC network/ Sperm morphology.htm
WHO, 1997. Laboratory manual for the examination of human semen and sperm-cervical mucus interaction. Cambrige Universiti Press, Cambrige.
DOI: https://doi.org/10.18196/mmjkk.v8i2%20(s).1631
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Editorial Office:
Journal Room, G1 (Biomedic) Building, Ground Floor, Faculty of Medicine and Health Science Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Jalan Lingkar Selatan (Brawijaya), Tamantirto, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
Phone: +62 274 387 656 (ext: 231)
WA : +62 811-2650-303
Website: http://journal.umy.ac.id/index.php/mm
E-mail: mmjkk@umy.university
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. View My Stats