Derajat Peradangan Duodenum Mencit BALB/c setelah Pemberian Ekstrak Etanol Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.) Diinduksi Ovalbumin

Authors

  • Arinta Prinarbaningrum Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
  • Sri Nabawiyati Nurul Makiyah Bagian Histologi, Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.18196/mmjkk.v16i1.4721

Keywords:

Alergi, Inflamasi, Saluran Cerna, Ovalbumin, Ipomoea batatas L.

Abstract

Ipomoea batatas L. mengandung antosianin yang tergolong flavonoid. Flavonoid berpotensi sebagai agen aintiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji derajat peradangan duodenum mencit setelah diinduksi ovalbumin dan diberi perlakuan ekstrak etanol I. batatas L. (EEIB). Penelitian bersifat eksperimental dengan posttest only control group design. Hewan uji adalah mencit BALB/c jantan sebanyak 28 ekor dibagi menjadi 7 kelompok yaitu kelompok kontrol normal, kontrol negatif dengan ovalbumin, 4 kelompok perlakuan (ekstrak etanol I. batatas L. dosis 0.21g, 0.42g, 0.84g, 1.65g) dan kelompok kontrol positif (antihistamin + ovalbumin). Kelompok perlakuan dan antihistamin diberikan selama 28 hari. Pada hari ke-29 mencit dikorbankan dan diambil duodenumnya untuk dibuat sediaan histologi dengan teknik pewarnaan HE. Data berupa derajat peradangan duodenum dianalisis dengan Anava satu jalan dilanjutkan uji Tukey. Hasil penelitian menunjukkan derajat peradangan tertinggi pada kelompok kontrol negatif, derajat peradangan menurun pada kelompok perlakuan EEIB dan obat antihistamin secara bermakna (p<0.05). Pemberian EEIB pada semua dosis tidak berbeda bermakna dengan kelompok kontrol normal dan kelompok kontrol positif (p>0,05). EEIB dosis 0,84 g/kg memiliki derajat peradangan duodenum paling rendah tidak berbeda bermakna dengan kelompok kontrol normal (p>0,05). Disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol I. batatas L. mampu menurunkan derajat peradangan duodenum mencit BALB/diinduksi ovalbumin dengan dosis efektif 0.84 g/kg.

References

1. Pawankar R, Canonica GW, Holgate ST, Lockey RF. Allergic Diseases as a Global Public Health Issue WAO White Book on Allergy 2011-2012: Executive Summary. World Allergy Organization. 2011.
2. Mardiani D. Kasus Alergi pada Anak Meningkat. 2012, Februari 22. Diakses Maret 27, 2016, dari Republika Online: http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/02/22/lzsyab-kasus-alergi -pada-anakmeningkat
3. Baratawidjaja KG. Imunologi Dasar. Edisi Kesembilan. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2009.
4. Yenny, P. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa dalam Upaya Pencegahan Alergi Makanan di Akademi Keperawatan William Booth Surabaya. S1 Keperawatan, 2012; 1 (1).
5. Putera, BF. Pengaruh Suplementasi Susu Fermentasi terhadap Jumlah Bakteri Sekum dan Kadar IgA Usus pada Tikus Normal dan Tikus yang Disensitisasi Alergen Dinitrochlorobenzene. Buletin Peternakan, 2012; 36 (1): 25-31.
6. Hardoko, HL. Pemanfaatan Ipomoea batatas L. (Ipomoea batatas L.Poir) sebagai Pengganti Sebagian Tepung Terigu dan Sumber Antioksidan pada Roti Tawar. JTeknol dan Industri Pangan, 2010; 21: 25-32.
7. Durst, RW. Characterization and Measurement of Anthocyanins by UV–visible Spectroscopy. In R. E. Wrolstad (Ed.), Handbook of analytical food chemistry . Dalam Unit F1.2 (hal. 33–45). New York: John Wiley & SonS. 2005.
8. Elfahmi. Phytochemical and Biosynthetic Studies of Lignands with a Focus on Indonesian Medicinal Plants (disertasi). 2006. Diakses pada 3 April 2014, dari Gronigen: Faculty of Mathematics
and Natural Sciences University of Gronigen.
9. Winarti, SC. Prospek dan Fungsi Tanaman Obat sebagai Imunomodulator. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik & Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. 2010.
10. Chang C & Miller JF. Campylobacter Jejuni Colonization of Mice With Limited Enteric Flora. Infect Immun, 2006; 74 (9): 5261-71.
11. Makiyah SNN, Noor Z, Widodo W, Rifa’i M and Djati S. Ethanol Extract of Tubers Diocora Alata L as Antiallergic Agent on Mice BALB/c Induced with Ovalbumin. Int J Pharm Bio Sci, 2014; 5 (3): 214-220.
12. Guntur H, Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M dan Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi XI. Penyakit Tropik dan Infeksi: Sepsis. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. pp: 1840
13. Xiao H, Siddiqui J and Remick DG. Mechanisms of Mortality in Early and Late Sepsis. Am Soc Microbiol, 2006; 74 (9): 5227-5235.
14. Santoso, W.E. Jurnal Review: Kopigmentasi Ipomoea batatas L. (Ipomoea batatas var. ayamurasaki) dengan Kopigmen Na-Kaseinat
dan Protein Whey Serta Stabilitasnya terhadap Pemanasan. Jurnal Pangan dan Agroindustri, 2014; 2 (4): 121-126.
15. Durst, R.W. Characterization and Measurement of Anthocyanins by UV–visible Spectroscopy. In R. E. Wrolstad (Ed.), Handbook of analytical food chemistry . Dalam Unit F1.2 (hal. 33–45). New York: John Wiley & SonS. 2005.
16. Sabir, A. Pemanfaatan Flavonoid di Bidang Kedokteran Gigi. Majalah Kedokteran Gigi (Dental Journal). Edisi Khusus Temu Ilmiah, 2003; III: 81-87
17. Wilmana, P.F. Analgesik, Antipiretik, Analgesik, Anti-Inflamasi Non- steroid, dan Obat Pirai. Ganiswarna S.G. ed. IV. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: FKUI. 2001.
18. Setyawati N.R., Darmawati I., Makiyah S.N.N. Pengaruh Ekstrak Etanol Umbi Uwi Ungu (Dioscorea alata L.) terhadap Gambaran Histologis Mukosa Intestinum pada Mencit Model Alergi. Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan; 14 (2): 104 - 112
19. Shargel, L., Yu, Andrew, B.C. Applied Biopharmaceutics and Pharmacokinetics, 5th Ed., New York: McGraw Hill. 2005.

Downloads

Issue

Section

Research