Perbandingan Efikasi Obat Nyamuk Bakar dengan Zat Aktif Metofluthrin dan D-D-Allethrin terhadap Culex quinquefasciatus

Authors

  • - Hodijah Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
  • Tri Wulandari Kesetyaningsih Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.18196/mmjkk.v14i2.9383

Keywords:

efikasi metoflutrin, d-allethrin, knockdown, Culex quinquefasciatus

Abstract

Penyakit yang ditularkan melalui nyamuk masih banyak di Indonesia, termasuk filariasis dan encephalitis yang ditularkan oleh Culex quinquefasciatus. Upaya pencegahan infeksi dari penyakit tersebut di masyarakat antara lain dengan menggunakan obat nyamuk bakar. Kandungan bahan aktif obat nyamuk bakar umumnya adalah kelompok piretroid sintetik antara lain metofluthrin dan d-allethrin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas obat nyamuk bakar berbahan aktif metofluthrin dan d-allethrin dengan parameter LT50 dan LT90. Subyek penelitian nyamuk Culex quinquefasciatus diperoleh dari alam. Metode penelitian adalah eksperimental laboratorium. Nyamuk dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok dengan pemaparan obat nyamuk bakar metofluthrin (perlakuan 1), kelompok dengan pemaparan obat nyamuk bakar d-allethrin (perlakuan 2) dan kelompok tanpa pemaparan (kontrol) dengan replikasi sebanyak 3 kali. Hasil pengamatan berupa persentase rata-rata nyamuk uji yang jatuh dianalisis probit berdasarkan jumlah knockdown nyamuk pada tiap 5 menit selama 50 menit pemaparan. Hasil analisis menunjukkan LT50 selama 20 menit (metofluthrin) dan 17 menit (d-allethrin) serta LT 90 selama 37 menit (metofluthrin) dan 31 menit (d-allethrin). Obat nyamuk bakar dengan zat aktif d-d-allethrin pada penelitian ini menunjukkan LT50 dan LT 90 yang lebih singkat dibandingkan metofluthrin.

Author Biography

- Hodijah, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

References

Juhanudin N, Leksono AS. Distribusi Spasial Nyamuk Diurnal Secara Ekologi di Kabupaten Lamongan. Jurnal Biotropika, 2013; 1 (3): 124-128.

Soedarto. Entomologi Kedokteran. Jakarta: EGC. 1990

Tarigan L. Daya Larvasidal Ekstrak Acorus calamus (dlingo) terhadap Larva Culex quinquiefasciatus di Laboratorium. KTI. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. 1997.

Safitri A, Risqhi MH, Ridha R. Identifikasi Vektor dan Vektor Potensial Filariasis di Kecamatan Tanta, Kabupaten Tabalong. Jurnal Buski. Jurnal Epidemiologi dan Penyakit Bersumber Binatang, 2012; 4 (2): 73-79.

Pusat Data dan Survelans Epidemiologi Kemenkes RI. Filariasis di Indonesia. Buletin Jendela Epidemiologi, 2010; 1 Juli: 1-20.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Pencapaian Program Kesehatan Menuju Jawa Tengah Sehat. 2004. Diakses dari http://www.health-lrc.or.id/profil2004/bab4.htm Diakses pada 24 Juli 2006.

Wibisono YA. Pengaruh Posisi Alat Obat Nyamuk Elektrik Berbahan Aktif Pyramin Forte terhadap Mortalitas Aedes aegypti. KTI. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. 1995.

Sendow I. dan Sjamsul B. 2005. Perkembangan Japanese encephalitis di Indonesia. Wartazoa, 2005; 15 (3): 111-118.

Mardihusodo SJ. Daya Insektisida Daun dan Biji Annona muricata L. terhadap Larva Nyamuk di Laboratorium. Berita Kedokteran Masyarkat, 1992; XXIV (3): 89-94.

Supriadi. Optimasi Pemanfaatan Beragam Jenis Pestisida untuk Mengendalikan Hama dan Penyakit Tanaman. J LitbangPert, 2013; 32 (1): 1-9.

Raini M. Toksikologi Insektisida Rumah Tangga dan Pencegahan Keracunan. Media Penelit. dan Pengembang. Kesehat. 2009; XIX (Suplemen II): S27-S33.

Arugueta TBO, Kawada H, Sugano M, Kubota S, Shono Y, Tsushima K, et al. 2004. Comparative Insecticidal Efficacy of a New Pyrethroid, Metofluthrin, Against Colonies of Asian Culex quinquefasciatus and Culex pipiens pallens. Medical Entomology and Zoology, 2004; 55 (Issue 4): 289-294.

Ujihara K, Mori T, Iwasaki T, Sugano M, Shono Y, Matsuo N. Metofluthrin: A Potent New Synthetic Pyrethroid with High Vapor Activity Against Mosquitoes. Biosci Biotechnol Biochem, 2004; 68 (1): 170-4.

Pates HV, Lines JD, Keto AJ, Miller JE. Personal Protection Against Mosquitoes in Dar es Salaam, Tanzania, by Using a Kerosene Oil Lamp to Vaporize Transfluhtrin. Med Vet Entomol, 2002; 16 (3): 277-84.

Downloads

Published

2014-07-21

Issue

Section

Research