Pengembangan Sistem Pengukuran Tingkat Stres Menggunakan Sensor GSR dengan Perbandingan Metode PSS

Authors

  • Rechi Yudha Apza Program Studi Teknologi Rekayasa Elektro-medis, Fakultas Teknologi Kesehatan, Institut Kesehatan dan Teknologi Al Insyirah, Indonesia
  • Rino Ferdian Surakusumah Program Studi Teknologi Rekayasa Elektro-medis, Fakultas Teknologi Kesehatan, Institut Kesehatan dan Teknologi Al Insyirah, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.18196/mt.v6i2.23710

Keywords:

Pengukuran Stres, Sensor GSR, PSS

Abstract

Stres merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan dan kinerja akademik mahasiswa, sehingga diperlukan metode pengukuran yang akurat dan praktis. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem pengukuran tingkat stres berbasis sensor Galvanic Skin Response (GSR) yang terintegrasi dengan Internet of Things (IoT) dan membandingkan hasilnya dengan metode Perceived Stress Scale (PSS). Sistem yang dikembangkan memungkinkan pemantauan stres secara real-time melalui aplikasi smartphone. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tahap perancangan, pengembangan, serta evaluasi validitas dan reliabilitas sistem. Pengujian dilakukan terhadap 20 mahasiswa semester akhir, dengan hasil menunjukkan bahwa 35% responden dalam kondisi normal, 35% mengalami stres ringan, 10% stres sedang, 5% stres berat, dan 15% mengalami error dalam pengukuran. Perbandingan antara sensor GSR dan metode PSS menunjukkan tingkat kesesuaian sebesar 83,33%, dengan rata-rata selisih nilai sebesar 16,67%, di mana metode PSS cenderung memberikan skor stres yang lebih tinggi dibandingkan sensor GSR. Selain itu, evaluasi usability menunjukkan bahwa sistem memiliki tingkat kepuasan pengguna yang tinggi, dengan skor rata-rata usability 4,48, simplicity 4,35, dan interactivity 4,31 dari skala 5. Kesimpulannya, sistem berbasis sensor GSR yang dikembangkan telah terbukti dapat mengukur tingkat stres dengan tingkat akurasi yang cukup baik dan memiliki potensi sebagai alat pemantauan stres yang objektif, praktis, serta mudah digunakan.

References

Ambarwati, P. D., Pinilih, S. S., & Astuti, R. T. (2019). Gambaran Tingkat Stres Mahasiswa. Jurnal Keperawatan Jiwa, 5(1), 40. https://doi.org/10.26714/jkj.5.1.2017.40-47

Jakarta, U. N. (2021). Yuk Kenali Penyebab Dan Akibat Stres Akademik! Universitas Negeri Jakarta. https://doi.org/https://upt-lbk.unj.ac.id/blog/Stres%20Akademik#:~:text=Mahasiswa%20umumnya%20memiliki%20tingkat%20stres,yang%20lebih%20besar%20%5B1%5D

Lee, E. H. (2012). Review of the psychometric evidence of the perceived stress scale. Asian Nursing Research, 6(4), 121–127. https://doi.org/10.1016/j.anr.2012.08.004

Novita, R. (2023). Mengelola Stres pada Masyarakat di Desa Sabajaya. Abdima Jurnal Pengabdian Mahasiswa, 2(1), 421–425.

Nur, L., & Mugi, H. (2021). Tinjauan literatur mengenai stres dalam organisasi. Jurnal Ilmu Manajemen, 18(1), 20–30. https://journal.uny.ac.id/index.php/jim/article/view/39339/15281

Purnami, C. T., & Sawitri, D. R. (2019). Instrumen “ Perceive Stress Scale ” Online Sebagai Alternatif Alat Pengukur Tingkat Stress Secara Mudah Dan Cepat. Seminar Nasional Kolaborasi Pengabdian Kepada MAsyarakat UNDIP-UNNES, 311–314. https://proceedings.undip.ac.id/index.php/semnasppm2019/article/download/119/138

Raimun, S. A. (2023). Rancang bangun alat pengukuran level stress manusia berbasis mikrokontroler.

Wiradharma, K., Mukhtar, H., & Cahyadi, W. A. (2022). Sensor Galvanic Skin Response (Gsr) Berbasis Arduino Nano Sebagai Pengukur Perubahan Konduktansi Listrik Kulit Dalam Kondisi Tenang Atau Distress. E-Proceeding of Engineering, 9(2), 218–225.

world Health Organization. (2018). Stress level. WHO. https://www.who.int/director-general/speeches/detail/director-general-s-remarks-at-2nd-health-for-all-film-festival---13-may-2021

Yorel Estrada. (2016). Alat pengukuran tingkat ke setress an manusia. Fakultas Teknik Elektro Universitas Semarang, 12–13.5, 2020, doi: 10.18196/mt.010206.

Published

2025-04-10

Issue

Section

Articles