Uji Pemanfaatan Daun Binahong (Anredera Cardifolia (Tenore) Steenis) Pada Proses Penyembuhan Luka Gingiva Tikus Wistar (Rattus norvegicus) Melalui Pengamatan Kepadatan Serabut Kolagen Dan Ketebalan Epitel

Authors

  • Wika Putri Adriani Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
  • Idha Ardianingtiyas Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
  • Nurul Husna Wulansari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
  • Dian Nur’aini Safitri Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
  • Ike Primalia AP Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
  • Erlina Sih Mahanani Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.18196/di.v1i2.525

Keywords:

kolagen, epitel, binahong

Abstract

Rongga mulut sebagai bagian integral tubuh, sering mengalami trauma saat melakukan fungsinya. Trauma ini dapat terjadi secara disengaja maupun tidak, yang pada akhirnya akan menimbulkan luka pada mukosa mulut. Perlukaan pada jaringan akan menyebabkan terjadinya
reaksi radang. Reaksi radang merupakan tahap awal dari serangkaian proses penyembuhan
luka. Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) mengandung flavonoid, saponin, dan alkaloid yang dapat berpengaruh pada proses penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui uji pemanfaatan daun Binahong (Anredera cardifolia (Ten) Steenis) pada penyembuhan luka di gingiva melalui pengamatan kepadatan serabut kolagen dan ketebalan epitel, serta untuk membandingkan efektifitas penggunaan daun Binahong (Anredera cardifolia (Tenore) Steenis) dan Povidone Iodine pada penyembuhan luka di gingiva. Sampel penelitian menggunakan tikus jantan galur Wistar (Rattus norvegicus) berusia 3 bulan sebanyak 30
ekor dibagi menjadi 3 kelompok : kelompok I (kontrol negatif), kelompok II (povidone
iodine), kelompok III (binahong). Tikus yang digunakan dalam penelitian ini memiliki berat
badan 150-250 gram dan telah diadaptasikan selama 1 minggu. Perlakuan dibuat pada gingiva
rahang bawah dengan luka gores sonde, dengan panjang ± 3mm dan kedalaman hingga tulang
alveolar. Luka pada kelompok II diberi Povidon Iodine 1cc, sedangkan pada kelompok III diberi tumbukan binahong 1gram, masing-masing selama 3 menit secara topikal. Dekapitasi dilakukan sesuai hari perlakuan 1, 3,5 hari masing-masing 3 ekor tikus. Penghitungan kepadatan
serabut kolagen dilakukan pada preparat histologi Trikom Mallory dan ketebalan epitel dilakukan pada preparat histologi HE. Data kepadatan kolagen dan ketebalan epitel dianalisis
dengan One Way Anova dilanjutkan dengan tes LSD untuk mengetahui perbandingan antar
kelompok. Hasil tes LSD kepadatan serabut kolagen menunjukkan adanya perbedaan yang
bermakna antar kelompok sesuai hari perlakuan. Sedangkan hasil tes LSD ketebalan epitel
menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara masing-masing kelompok perlakuan
dibandingkan dengan normal. Namun, tidak ada perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan. Penelitian ini mengindikasikan bahwa pemberian tumbukan binahong secara topikal
dapat meningkatkan kepadatan kolagen dan ketebalan epitel, sehingga mempercepat proses
penyembuhan luka pada gingiva tikus wistar.

Author Biographies

Wika Putri Adriani, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Idha Ardianingtiyas, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Nurul Husna Wulansari, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Dian Nur’aini Safitri, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Ike Primalia AP, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Erlina Sih Mahanani, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Bagian Histologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Downloads

Published

2012-07-15

Issue

Section

Articles