Karakteristik Pematuhan Kesantunan dalam Tuturan Direktif Berbahasa Jepang

Authors

  • Reny Wiyatasari Bahasa dan Kebudayaan Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro
  • Dwiana Retno Yulianti Bahasa dan Kebudayaan Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

DOI:

https://doi.org/10.18196/jjlel.v6i2.16130

Keywords:

prinsip kesantunan, tindak tutur, tuturan direktif, pematuhan

Abstract

Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang memiliki tingkatan kehalusan. Ragam bahasa keigo menjadi salah satu bukti bahwa orang Jepang sangat memerhatikan kehalusan dan kesantunan dalam berbahasa. Namun, kesantunan tentunya tidak hanya dilihat dari pemakaian honorifik atau semacamnya, melainkan dari terpenuhi atau tidaknya prinsip kesantunan dalam suatu tuturan. Contoh pematuhan kesantunan tersebut dapat dilihat di berbagai macam jenis tindak tutur, salah satunya adalah tindak tutur direktif. Jenis tuturan tersebut kerap melanggar kaidah kesantunan jika tidak diperhatikan dengan baik. Oleh sebab itu, penelitian ini akan mengkaji bagaimana karakteristik tuturan direktif yang memenuhi kesantunan dalam budaya masyarakat Jepang. Sumber data penelitian ini berasal dari siaran radio ENHYPEN All Night Nippon Kurosu (ANNX), yang dikumpulkan melalui metode simak dengan teknik rekam dan catat untuk kemudian dianalisis menggunakan metode padan ekstralingual. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa karakteristik tuturan direktif yang memenuhi kesantunan adalah tidak terkesan angkuh, memaksa, atau sombong; terdapat pilihan dalam tuturan; serta membuat mitra tutur merasa tenang.

 

 

References

Austin, J. L. (1962). How do to Things with Words. New York: Oxford University Press.

Chaer, A. (2010). Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta.

Grice, P. (1989). Studies in the Way of Words. London: Harvard University Press.

Hayashi, O. (1990). Nihongo Kyooiku Handobukku. Tokyo: Taishuukan Shoten.

Iori, I. (2005). Shokyuu o Oshieru Hito no Tame no Nihongo Bunpo Handobukku. Tokyo: Kurashiki Inshatsu Kabushikigaisha.

Kreidler, C. W. (1998). Introducing English Semantics. London and New York: Routledge Taylor & Francis Group.

Lakoff, R. (1973). The Logic of Politeness: or, Minding Your P’s and q’s. Proceeding of the Ninth Regional Meeting of the Chicago Linguistic Society, 292–305.

Leech, G. (1983). Principles of Pragmatics. New York: Longman London and New York.

Levinson, S. C. (1983). Pragmatics. New York: Cambridge University Press.

Mahsun. (2007). Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Matsumoto, Y. (1988). Reexamination of The Universality of Face: Politeness Phenomena in Japanese. Journal of Pragmatics, 2(1958).

Mizutani, O., & Mizutani, N. (1991). How to be Polite in Japanese. Tokyo: The Japan Times.

Searle, J. R. (1969). Speech Acts, An Essay in the Philosophy of Language. New York: Cambridge University Press.

Setyaningsih, E., Patriantoro, & Syahrani, A. (2019). Kesantunan Tindak Tutur Direktif Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Smp Negeri 2 Samalantan. JPPK: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, 8(d), 1–9.

Syah, N. A. (2018). Kesantunan Tindak Tutur Direktif Dalam Talk Show Satu Jam Lebih Dekat Di Tv One. Adabiyyāt: Jurnal Bahasa dan Sastra, 1(1), 94. https://doi.org/10.14421/ajbs.2017.01105

Yule, G. (1996). Pragmatics. New York: Oxford University Press.

Yuliantoro, A. (2020). Analisis Pragmatik. Klaten: Unwidha Press.

Downloads

Published

2022-12-02

How to Cite

Wiyatasari, R., & Yulianti, D. R. (2022). Karakteristik Pematuhan Kesantunan dalam Tuturan Direktif Berbahasa Jepang. Journal of Japanese Language Education and Linguistics, 6(2), 187–212. https://doi.org/10.18196/jjlel.v6i2.16130

Issue

Section

Articles