Analisis Kontrastif Kalau dalam Bahasa Indonesia dengan To, Ba, Tara dalam Bahasa Jepang

Authors

  • Thamita Indraswari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.18196/jjlel.1103

Keywords:

analisis kontrastif, to, ba, tara, kalau

Abstract

Pada Bahasa Jepang maupun Bahasa Indonesia, dijumpai jenis kalimat luas bertingkat yang menyatakan syarat. Pada Bahasa Indonesia, jenis kalimat ini ditandai oleh penggunaan konjungsi kalau dalam kalimat. Sedangkan pada Bahasa Jepang, kalimat yang menyatakan syarat diwujudkan dengan penggunaan partikel to, ba, dan tara. Artikel ini berisi tentang deskripsi persamaan dan perbedaan to, ba, tara dalam Bahasa Jepang dan kalau dalam Bahasa Indonesia. Fokus pembahasan persamaan dan perbedaan diarahkan pada segi makna, kategori predikat, dan modus kalimat.

Kalau dalam Bahasa Indonesia memiliki tujuh kategori makna. To memiliki tujuh kategori makna, ba empat kategori makna, dan tara tiga kategori makna.   Sehingga, kalau dalam bahasa Indonesia menjadi divergen ketika diterjemahkan dalam bahasa Jepang. Ada lima makna dari kalau yang bisa dipadankan langsung dengan to, sedangkan dua makna lain lebih tepat dipadankan dengan ba atau tara. Untuk memilih padanan yang tepat, hal yang perlu diperhatikan adalah makna serta modus kalimat dari bahasa Indonesia dan bahasa Jepang; khususnya makna serta modus yang menunjukkan gejala shinki, ketsujo dan bunretsu.

Dari segi kategori predikat dalam kalimat, baik bahasa Jepang maupun bahasa Indonesia menunjukkan karakteristik yang berpadanan. Tetapi, dari segi modus kalimat,  khusus untuk ba, saat modus menyatakan imperatif, permohonan, saran, ajakan atau kalimat yang menyatakan maksud predikat tidak bisa berupa verba; kecuali jika subjek dalam klausa I dan klausa II berbeda. Juga, diperbolehkan jika predikat dalam klausa I menjelaskan kondisi dari topik klausa.

 

References

Chaer, Abdul. (2009). Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka

Cipta

Chino Naoko. (2004). Partikel Penting Bahasa Jepang. Bekasi: Kesaint Blanc

Fahmi, Zulkarnain. (2006). Analisis Kesalahan Penggunaan Kalimat Bersyarat ba tara ~

nara to Pada Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Pendidikan Bahasa

dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia (Tesis pada Sekolah Pascasarjana Universitas

Pendidikan Indonesia). Tidak dipublikasikan

Ichikawa Yasuko. (2005). Shokyuu Nihongo Bunpo to Oshiekata no Pointo. Tokyo: 3A

Network

Iori Isao, Takanishi Shino, Nakanishi Kumiko, dan Yamada Toshihiro. (2000). Shokyu o

Oshieru Hito no Tame no Nihongo Bunpo Handobukku. Tokyo: 3A Corporation

Machali, Rochayah. (2009). Pedoman Bagi Penerjemah. Bandung: Kaifa

Makino, Seiichi dan Tsutsui Michio. (1988). A Dictionary of Basic Japanese Grammar.

Tokyo: The Japan Times

Nurhadi. (1995). Tata Bahasa Pendidikan. Semarang: IKIP Semarang Press

Putrayasa, Ida Bagus. (2009). Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Bandung: Refika Aditama

Putrayasa, Ida Bagus. (2009). Jenis Kalimat dalam Bahasa Indonesia. Bandung: Refika

Aditama

Rahardi, Kunjana. (2009). Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta:

Erlangga

Sutedi, Dedi. (2009). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora

___________. (2000). Minna no Nihongo Shokyu I Honyakuû0Bunpou Kaisetsu

Indoneshiagohan. Tokyo: 3A Corporation

___________. (2001). Minna no Nihongo Shokyu II Honyakuû0Bunpou Kaisetsu

Indoneshiagohan. Tokyo: 3A Corporation

Downloads

Published

2017-11-02

How to Cite

Indraswari, T. (2017). Analisis Kontrastif Kalau dalam Bahasa Indonesia dengan To, Ba, Tara dalam Bahasa Jepang. Journal of Japanese Language Education and Linguistics, 1(1), 131–154. https://doi.org/10.18196/jjlel.1103

Issue

Section

Articles